Diafragma

Diafragma


Diafragma / bukaan merupakan salah satu dari bagian penting dalam fotografi. Bagian ini merupakan seperangkat pisau kecil di lensa yang mengendalikan seberapa banyak cahaya yang akan masuk dalam kamera. Pisau tersebut berbentuk oktagonal yang dapat melebar, atau ditutup dengan lubang kecil. Jika diamati ketika mengcapture menggunakan diafragma terbuka lebar, maka lebih banyak cahaya yang masuk ke dalam kamera daripada diafragma yang memungkinkan lubang kecil cahaya untuk masuk dalam kamera. Misalnya saja mengambil gambar yang terlalu terang. Bagaimana Anda memperbaikinya? Jawabannya yakni hanya cukup memilih diafragma yang berukuran lebih kecil. Ukuran diafragma diukur dengan f-stop. Sebuah tinggi f-stop seperti f / 25 berarti bahwa lubang diafragma cukup kecil, dan rendah f-stop seperti f / 3 diafragma berarti terbuka lebar. Pengambilan keputusan apakah dengan diafragma kecil atau besar dapat disesuaikan dengan kebutuhan cahaya dan gambar yang akan diambil.

Jika pengambilan gambar diuji kan pada sebuah kondisi dan hasilnya itu terlalu gelap pada ukuran f / 8, maka solusinya adalah dengan memilih nilai yang lebih rendah angka f-stop, dengan tujuan agar membuka diafragma supaya lebih banyak cahaya yang masuk ke dalam kamera. Sehingga ukuran diafragma ini dapat untuk mengendalikan dari kecerahan atau kegelapan gambar.



Diafragma juga mengendalikan kedalaman bidang gambar. Depth-of-field adalah merupakan ukuran persebaran seberapa banyak gambar yang tajam dan gambar yang kabur. Jika diinginkan pengambilan gambar sebuah objek dan memiliki latar belakang menjadi kabur, mode yang digunakan adalah kedalaman latar diturunkan. Jika yang dibutuhkan adalah sebuah gambar dengan latar terang dengan objek yang akan dibuat tajam, maka yang dilakukan adalah memperkecil ukuran diafragma kamera, sehingga gambar yang diambil dapat menghasilkan gambar yang fokus.

Kecepatan Rana

Kecepatan Rana


Kecepatan Rana adalah salah satu dari tiga komponen utama selain ISO dan diafragma. Komponen ini menyerupai “tirai” pada kamera yang dapat memungkinkan cahaya untuk masuk ke dalam sensor gambar dalam periode sepersekian detik. Bagian Rana pada kamera ini bekerja dengan cara membuka Rana sehingga cahaya masuk ke dalam sensor gambar melalui lensa kamera. Semakin lama periode rana memungkinkan cahaya yang masuk ke dalam kamera semakin banyak dan menghasilkan gambar yang lebih terang karena lebih banyak cahaya yang dikumpulkannya. Demikian juga sebalikanya, sebuah gambar gelap dihasilkan ketika rana bergerak sangat cepat dan hanya memungkinkan cahaya menyentuh sensor gambar dalam sepersekian detik.

Durasi Rana yang memungkinkan cahaya masuk ke dalam sensor gambar disebut dengan kecepatan rana dan diukur dalam besaran sepersekian detik. Jadi, pada kecepatan rana setengah akan memungkinkan lebih banyak cahaya yang masuk dan menyentuh sensor gambar akan menghasilkan gambar yang lebih terang dari kecepatan rana 1/400 detik. Sehingga jika digunakan kecepatan Rana yang lebih lambat akan memungkinkan kamera untuk mengumpulkan lebih banyak cahaya demikian juga sebaliknya.
Kecepatan Rana biasanya diukur dalam sepersekian detik (dibawah 1 detik). Misalnya 1/4 berarti seperempat detik, sedangkan 1/125 berarti satu per seratus dua puluh lima detik atau delapan milidetik. Kebanyakan DSLR modern dapat menangani kecepatan rana hingga 1/4000 detik atau lebih, sementara beberapa kamera dapat menangani kecepatan yang jauh lebih tinggi dari 1/8000 detik dan lebih cepat. Kecepatan Rana terlama pada kebanyakan DSLR biasanya 30 detik (tanpa menggunakan pemicu jarak jauh eksternal).


Berikut ini merupakan contoh gambar dengan hasil kabur akibat dari kecepatan Rana yang lambat.


Layaknya diafragma yang  mempengaruhi eksposur serta kedalaman ruang kamera, Rana mempengaruhi lebih dari eksposur. Kecepatan Rana juga terutama bertanggung jawab untuk mengendalikan jumlah kadar kabur dalam gambar. 

ISO

ISO


Posting kali ini akan dibahas mengenai salah satu komponen eksposur kamera yang pertama yakni ISO.

Pengertian ISO
Dalam istilah kamera, ISO adalah tingkat sensitivitas terhadap cahaya yang yang masuk ke dalam kamera. Angka ISO yang semakin rendah, maka kamera akan bersifat kurang sensitif terhadap cahaya yang ada, sementara nilai ISO yang lebih tinggi akan meningkatkan tingkat sensitivitas kamera. Komponen dalam kamera Anda yang dapat mengubah sensitivitas disebut sebagai sensor gambar atau hanya disebut sensor saja. Sensor merupakan bagian yang paling penting dan paling mahal bagian dari kamera dan bertanggung jawab dalam pengumpulan cahaya dan mengubahnya menjadi gambar. Dengan meningkatkan sensitivitas, sensor kamera dapat menangkap gambar dalam lingkungan cahaya rendah tanpa harus menggunakan cahaya flash pada kamera. Namun sensitivitas yang lebih tinggi ini juga akan menyebabkan banyaknya derau pada gambar yang dihasilkan.

Besaran nilai pada ISO
Biasanya, nomor ISO mulai dari nilai terendah 100 sampai 200 (ISO basic) dan kenaikan nilainya dikalikan dua. Jadi, didapatkan urutan ISO antara lain: 100, 200, 400, 800, 1600, 3200, 6400 dan seterusnya yang penting dipahami adalah setiap langkah antara jumlah efektif menggandakan sensitivitas sensor, artinya ISO 200 dua kali lebih sensitif daripada ISO 100, sedangkan ISO 800 empat kali lebih sensitif daripada ISO 200. Hal ini membuat ISO 800 delapan kali lebih sensitif terhadap cahaya dibandingkan ISO 100, dan ISO 3200 tiga puluh dua kali lebih sensitif terhadap cahaya dibandingkan ISO 100, dan sebagainya. Apa artinya bila sensor adalah tiga puluh dua kali lebih sensitif terhadap cahaya? Artinya bahwa tiga puluh dua kali lebih sedikit waktu untuk mengambil foto. Kecepatan ISO terdapat beberapa macam sebagai berikut ini :
ISO 100-1 detik
ISO 200 - 1/2 detik
ISO 400 - 1/4 detik
ISO 800 - 1/8 detik
ISO 1600 - 1/16 detik
ISO 3200 - 1/32 detik

ISO dapat disetting secara otomatis ataupun secara manual (sesuai kebutuhan kita). Berikut ini merupakan beberapa pilihan ISO yang dapat digunakan dalam kamera DSLR :


Hasil yang didapatkan dari beberapa ISO
Berikut ini merupakan beberapa contoh hasil pengambilan gambar dengan ISO yang berbeda.

 


Kapan menggunakan ISO?
Pada banyak DSLR baru, ada pengaturan untuk "Auto ISO", baik dapat digunakan untuk kamera dengan pencahayaan tinggi atau pencahayaan rendah . Keunikan pengaturan otomatis ini dapat kita lihat ISO meningkat secara otomatis berdasarkan seiring banyaknya pencahayaan pada objek gambar. Besaran nilai pada ISO dapat kita batasi sesuai kebutuhan kita contohnya dapat kita setting ke nilai ISO 1600.


Kita dapat meningkatkan ISO ketika kondisi cahaya yang kurang cukup (relatif gelap), dan atau kondisi kamera untuk mengambil foto pada benda yang bergerak relatif cepat. Kapan saja saya mengcapture dalam ruangan tanpa flash, kita set ISO untuk jumlah yang lebih tinggi untuk dapat membekukan gerak. Contoh lain ketika kita perlu meningkatkan ISO adalah ketika Anda perlu untuk mendapatkan gambar ultra-cepat, sebagai contoh gambar dibawah ini.


Jika Anda memiliki pertanyaan, komentar atau tanggapan, silahkan posting mereka di bagian komentar di bawah ini. Jika Anda ingin mengetahui lebih lanjut tentang ISO di kamera digital, termasuk ISO 12232: 2006 standar, silakan lihat artikel ini dari Wikipedia :D.

Referensi
http://atadroe88.blogspot.com/2012/12/definisi-iso-diafragma-dan-shutter.html
http://improvephotography.com/photography-basics/aperture-shutter-speed-and-iso/

Komponen Penting dalam Fotografi

Tiga Komponen Penting dalam Fotografi


Pengambilan gambar yang berkualitas dibutuhkan pengetahuan tentang tiga buah komponen penting yakni ISO, Shutter Speed dan Aperture yakni tiga komponen penting fotografi, juga dikenal sebagai "Segitiga Exposure". (dalam bahasa Inggis : Exposure Triangle)
Pada kamera DSLR sebagian besar telah memiliki mode "Auto" yang secara otomatis memilih kecepatan rana yang tepat, aperture dan bahkan ISO untuk eksposur Anda, menggunakan mode Otomatis menempatkan batasan pada apa yang dapat Anda capai dengan kamera Anda. Dalam banyak kasus, lebih baik kamera memenuhi eksposur yang tepat harus dengan mengevaluasi jumlah cahaya yang melewati lensa. Benar-benar memahami bagaimana ISO, shutter speed dan aperture bekerja bersama-sama memungkinkan fotografer untuk sepenuhnya mengambil alih situasi secara manual mengontrol kamera. Mengetahui bagaimana untuk menyesuaikan pengaturan kamera bila diperlukan, membantu untuk mendapatkan gambar yang terbaik dari kamera Anda dan akan mendorong untuk kualitas mengambil foto yang lebih besar.


Untuk penjelasan singkatnya, dapat didefinisikan sebagai berikut :
  1. ISO - merupakan tingkat sensitivitas kamera terhadap cahaya yang tersedia. Besaran yang digunakan diukur dalam satuan angka. Angka yang lebih rendah mewakili sensitivitas rendah terhadap cahaya yang tersedia, sedangkan jumlah yang lebih berarti lebih banyak sensitivitas. Semakin sensitif maka nilai ISO akan semakin meningkat, demikian juga derau pada gambar yang diambil pada sensor kamera. Contoh ISO yang digunakan antara lain: 100, 200, 400, 800, 1600.
  2. Kecepatan Rana - (dalam bahasa Inggris : Shutter Speed) merupakan lamanya waktu rana kamera terbuka untuk mengekspos cahaya ke sensor kamera. Kecepatan rana biasanya diukur dalam sepersekian detik, dengan nilainya dibawah 1 detik. Kecepatan rana lambat memungkinkan hasil lebih banyak cahaya ke sensor kamera dan digunakan untuk cahaya rendah dan fotografi malam (sedikit pencahayaan), sementara kecepatan rana membantu untuk membekukan gerak. Contoh kecepatan rana antara lain : 1/15 (1/15 detik), 1/30, 1/60, 1/125.
  3. Diafragma - (dalam bahasa Inggris : Aperture) - merupakan lubang dalam lensa, dimana cahaya bergerak ke dalam ruang kamera. Semakin besar lubang, semakin banyak cahaya lolos ke sensor kamera. Diafragma juga mengontrol kedalaman ruang lensa, yang merupakan bagian dari scene yang tampak tajam. Jika Diafragma yang sangat kecil, kedalaman lapangan besar, sedangkan jika Diafragma besar, kedalaman lapangan kecil. Dalam fotografi, Diafragma biasanya dinyatakan dalam "f" angka (juga dikenal sebagai "rasio fokus", karena f-number adalah rasio diameter aperture lensa dengan panjang lensa). Contoh besaran f tersebut antara lain: f / 1.4, f / 2.0, f / 2.8, f / 4.0, f / 5.6, f / 8.0.
Referensi :
http://en.wikipedia.org/wiki/Single-lens_reflex_camera
http://uclu.org/whats-on/clubs-societies/photo-society-basic-exposure-photowalk-to-regents-park/
http://www.digitalcameraworld.com/2012/03/23/photography-basics-understanding-exposure/

Istilah Fotografi


Fotografi


Fotografi merupakan istilah dari bahasa Inggris "photography", yang berasal dari kata Yunani yaitu "photos" : Cahaya dan "Grafo" : Melukis/menulis.) adalah proses melukis/menulis dengan menggunakan media cahaya. Sedangkan pada kamus besar bahasa indonesia istilah ini dikenal sebagai seni dan penghasilan gambar dan cahaya pada film atau permukaan yang dipekakan.

Sebagai istilah umum, fotografi berarti proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu obyek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai obyek tersebut pada media yang peka cahaya. Alat paling populer untuk menangkap cahaya ini adalah kamera. Tanpa cahaya, tidak ada foto yang bisa dibuat.

Prinsip fotografi adalah memusatkan cahaya dengan bantuan pembiasan sehingga mampu membakar medium penangkap cahaya. Medium yang telah dibakar dengan ukuran luminitas cahaya yang tepat akan menghasilkan bayangan identik dengan cahaya yang memasuki medium pembiasan (selanjutnya disebut lensa). Agar menghasilkan intensitas cahaya yang tepat untuk menghasilkan gambar, digunakan bantuan alat ukur berupa lightmeter. Di era fotografi digital dimana film tidak lagi digunakan, maka kecepatan film yang semula digunakan berkembang menjadi gambar Digital ISO.

Referensi :
http://www.maxmanroe.com.com/
http://improvephotography.com/